Duduk bersimpuh menyandar di pintu rumah,
Terfikir perjuangan yang nyata sangat jauh,
Kadangkala air mata menyadarkan aku tentang erti
pengorbanan,
Kadang aku lelah,
Kadang nafasku sesak,
Dengan nafsuku meronta,
Rasa rimas dengan asap dosa yang mereka hembuskan,
Di ruang legar bumi hitam sudah nazak ini.
Aku teruskan langkah,
Coba mencari kuntuman bunga yang mekar indah,
Di taman indah ciptaan Ilahi,
Agar hatiku yang menangis pasrah,
Mulai senyum kembali,
Membawa semangat baru saat terluka.
Sungguh Allah tahu mampu hambaNya,
Saat ini aku masih remaja,
Tidak mampu memangkah untuk membantu Islam,
Tapi satu saat nanti,
5 tahun mendatang,
Di sisiku ada suami yang berjuang,
Ada anak kecil yang ku dokong,
Bersama-samaku dan Jundullah melakar sejarah
kebangkitan ISLAM,
Di penjuru dunia yang dimenangi kuasa yang
menentang Allah,
Saat itu jariku sudah boleh menari indah,
Memangkah yang benar.
Andai ajalku datang sebelumnya,
Pastikan aku mati,
Ketika aku memacak bendera islam di jalan-jalan jihad..
7 mei 2013
9.24 pm